skip to main | skip to sidebar

MyusMozaic

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • Celoteh

Demam Panggung

Diposting oleh Myus Label: Motivation, xpressi
“ Semoga bukan aku, jangan aku, jangan aku........”, berkali-kali ku ucapkan kata-kata itu dalam hati. Ku tundukkan wajahku, pura-pura menulis sesuatu padahal hanya menggambar abstrak, gak jelas. Aku menghindari sorotan mata orang-orang yang hadir di forum, rapat penentuan….

~~~~~~#######~~~~~~

“ Fath…kepala sekolah memanggilmu, segera ke kantor ”
Deg ! jantung serasa mau copot
Ada apa ini? Apakah aku akan dikeluarkan dari sekolah? oh no !, karena apa?
Satu persatu gelembung-gelembung ingatan bermunculan didepan mataku. Memperlihatkan dosa-dosa yang telah ku perbuat tempo hari, yang mungkin menjadi alasan kenapa aku dipanggil kepala sekolah.
“ Pulp, pulp,pulp !” gelembung itu pecah. Kulihat diriku yang sedang:
  1. Melempar guru olah raga dengan es batu. Siapapun akan setuju ini tidak sopan, tapi aku punya alasan kenapa aku melakukannya.
  2. Menggigit bola bekel Yuni sampai pecah jadi dua bagian. Kalian tau kan bola bekel itu sangat menggemaskan (setidaknya menurutku), melihat teksturnya yang kenyal, mengkilap dan warna-warni itu aku tidak tahan ingin menggigit setiap bola bekel yang ku temui. Dan yeah..Yuni menangis meraung-raung mendapati barang kesayangannya ternoda, eh terbelah. Mungkinkah dia melaporkanku pada orang tuanya lantas sang ortu melaporkan ke kepala sekolah? Huh ! aku benci anak cengeng yang suka mengadu. (hai Yuni kamu sekarang dimana, gimana kabarmu? sudah menikah? ^_^ )
  3. Mengibarkan sekantung plastik kresek besar berisi sampah di tiang bendera. Hehe…ceritanya ketika pulang sekolah, aku dan beberapa temenku iseng berakting bak anak-anak paskibra yang sedang latihan mengibarkan bendera. Ibarat kata pepatah ”Tak ada bendera, sampah pun jadi”. Esok paginya, kepala sekolah marah-marah didepan seluruh barisan dari kelas 1 sampai kelas 6, berpidato “bla..bla..bla..”, aku dan beberapa orang temenku cekikikan menahan tawa di barisan paling belakang, sambil mengancam siapapun yang melihat ulah kami “ awas klo bilang !“
  4. Beberapa kali mematahkan penggaris kelas dan sapu…yuhuuu..mari terbang dengan sapu..” klek !”, patah.
  5. Merobek absensi kelas
  6. Menyemprotkan es syrup ke wajah temenku
  7. Membuat banjir kantor guru, karena tidak sengaja aku mematahkan kran kamar mandi yang berada tepat disamping kantor
  8. Dan masih banyak lagi...
  9. Dan lain-lain….
  10. .....

Huff… !
Aku memutar otak disepanjang koridor menuju ke kantor, kira-kira apa yang akan ku ucapkan sebagai pembelaan? Duh gak bisa ngebayangin bagaimana ekspresi orang tuaku saat tau anaknya dikeluarkan dari sekolah, padahal masih kelas 4 SD !, sekali lagi kelas 4 SD !. Duilah mau jadi apa kau nanti Nak?


“ Fath lihat ini..”, Pak Kepsek menyodorkan selembar kertas padaku. Deg !
Apa ini? Surat keputusan? kok kata-katanya gini sih. Jangan-jangan ini cara halus bin kreatif yang ditempuh Kepsek biar aku gak pingsan?
“ Maksudnya apa ini pak?”
“ Menurutmu?”
“ Ini puisi pak”
“Pinter !, itu puisi. Minggu depan kau ku ikutkan lomba deklamasi puisi, selama seminggu ini kau latihan denganku setelah pulang sekolah”
“ Jadi, saya gak dikeluarin dari sekolah pak?”
“Dikeluarin? kata siapa?”
“Eh enggak, gak ada, hihi..”
“Ya, pergilah. Jangan lupa ke kantor nanti setelah bel pulang”

Horeeee..!, lihat, kalian tahu sendiri kan? bahkan seorang kepala sekolah pun tidak berani mengeluarkan aku dari sekolah,hoho.. (sombong mode on)
Yup, seminggu kemudian aku ikut lomba deklamasi puisi. Masyaallah….aku tak pernah merasakan ini, ketika aku masuk ruangan tubuhku gemetar. Hoi sadar !, kenapa kau seperti ini, bukankah kau tidak pernah takut pada siapapun? Melakukan apapun sesuka hati? Sekarang kenapa seakan tidak bisa bergerak dihadapan orang-orang yang bahkan tidak kau kenal?
Entahlah !
Aku tetap merasa lemas sampai akhir acara dan pengumuman pemenang…….
“Fath, ayo maju..” Kepsek menepuk pundakku sembari tersenyum
“hah..?”
“ kamu menang tuh, juara 2 . Ambil hadiahnya gih..”
“hah !”
Aneh, kok bisa sih? gak percaya…tapi ya sudah. Aku langsung sumringah tiada tara...,hahay..
Mulai dari sini karir panggungku dimulai (ciee...karir). Tawaran berbagai lomba pun berdatangan, ehem sok ngartis....yuk mari kita sambut new rising star..Fath Fawwaz! plok plok plok, tepuk tangan riuh (apaan sih Fath, mulai deh geje..)

Berlanjut sampai SMP, ,
Kebetulan beberapa kali aku dapet peringkat 1 paralel, biasanya setelah menerima piagam penghargaan dan sejumput uang dalam amplop sebesar Rp.150.000 (wuiih..uang segitu jaman tahun 2001 dah gede banget tuk ukuran kantong anak SMP) lantas aku dipersilahkan tuk menyampaikan kata-kata yang membakar semangat belajar teman-temanku yang sudah terbakar panas matahari dilapangan, setelah upacara hari Senin.

Seolah-olah orang-orang di sekolahku selalu membuka peluang atau bahkan memaksaku tuk berbicara didepan umum. Memaksa? Iya mereka tu memaksa banget.

Aku pernah tiba-tiba ditunjuk ikut lomba telling story....wohoo !, kebangetan !. Suer aku nyadar klo kemampuan bahasa inggrisku pas-pasan, ada Kukuh Kurnia yang bahasa inggrisnya ngeces kayak ban bocor, tapi bukan dia yang ditunjuk, kenapa harus aku?!

Toh ujung-ujungnya aku tak berdaya menolak, pada hari H berangkatlah aku dan 3 orang temanku ke salah satu SMA di Jombang, tempat berlangsungnya lomba. Aku kaget, peserta lain kliatan begitu matang persiapannya, ada yang sampai dandan bak putri keraton yang ku lihat di sinetron-sinetron laga, sesuai dengan story yang dia bawakan “ Roro Anteng “, itu loh cerita yang berhubungan dengan kawah bromo dan suku tengger. Sedangkan aku? yaaah aku hanya membawa properti sebuah boneka dan beberapa gambar berlapis kardus, duuh melas. Waktu itu aku membawakan cerita “A Man and The Crocodile”, mau di dandani gimana coba? Seperti “A Man”? gak mungkin, masa dandan ala Crocodile?wee...enak aja, ogah !

Aku tampil dengan 3 macam suara menyesuaikan 3 tokoh dalam cerita : Man, Crocodile and Deer. Setelah tampil ku rayu 3 temenku tuk kluar dari arena lomba. Kenapa? Grogi,hehe... Daripada terus didalam dengan atmosfer seperti itu, mending kabur menuju alun-alun yang berada tepat di depan SMA (nah, ketahuan SMA mana yang berada tepat di depan alun-alun Jombang?). Kami nongkrong disitu sedangkan guru pendamping kami panik mencari kemana-mana karena... ternyata eh ternyata aku diambil orang,.oh oh hooo..( dangdutan, Ike Nurjanah dadakan, muter muter ditiang-lha klo gini jadi india )....gak lah, ternyata aku dan Selfi lolos sebagai finalis. Untunglah, seorang panitia menemukan kami sedang nyruput es degan di alun-alun. Guru kami menghampiri dengan muka bersungut-sungut, ku balas dengan senyum tak berdosa, dalam hati pengen bilang “Bu coba deh ngaca di spion.... :p”. Aku ketinggalan briefing finalis, waktu masuk ruangan hanya sempat mendengar panitia menanyakan “ are you ready?!”, semua finalis berteriak “yes !”, aku cuma ikut-ikutan “yes !”, haha...

Di babak final aku dapet nomor urut 5 dari 10 peserta. Grogiku semakin bertambah-tambah karena propertiku kacau susunannya. Menjadi finalis tidak ada dalam bayanganku, makanya kukira properti ini sudah tak berguna lagi, seenaknya saja tadi ku letakkan. Tak apa, berakhir bahagia, meski cuma dapet juara 3, huhuyy...kembang kempis hidungku.

Tiba saatnya aku harus mengakhiri masa belajar di SMP. Lagi-lagi aku dipaksa menyampaikan pidato perpisahan. Sudah ku katakan berkali-kali pada guru yang melatihku, bahwa aku mengidap demam panggung kronis. Sayangnya beliau tidak percaya ucapanku. Benar saja, apa yang ku takutkan terjadi. Aku sibuk mencari sesuatu yang bisa ku pegang saat naik panggung dan hanya mendapatkan tissue. Aku gugup melihat begitu banyak orang di depanku: teman-teman, wali murid, undangan, guru-guru...duuuh. Mulai dari salam sampai pertengahan masih aman, menginjak tengah-tengah aku mulai tidak bisa mengendalikan diri. Aku menangis sesenggukan di panggung, bagusnya waktu menangis kalimat pidato yang ku ucapkan juga pas bernada sedih. Akibatnya...
Mengejutkan !
Semua hadirin ikut menangis, air mata mengalir, ingus berleleran, srup-srup, wouw !
Kontan ketika aku turun panggung banyak yang menyalami, kepala sekolahku, guru-guruku, orang tua temen-temenku. Orang tuaku sendiri mana? Tak ada, tidak ada satupun keluargaku yang hadir. Sesak rasanya dada ini, melihat teman-temanku bahagia ditemani orang tua masing-masing di hari mereka menerima Ijazah SMP. Ku tahan tangis dalam hati sampai pulang, hiks !

Di SMA tak jauh beda,
Masih seputar puisi, pidato, olimpiade dan telling story. Hanya ada beberapa variasi lomba panggung yang baru. Aku pernah ikut kompetisi pembaca berita di UNESA. Ada jalur baru tuk tampil di panggung : ikut Teater dan Band sekolah. Bukan, bukan sebagai vokalis, hanya bisa memainkan beberapa alat musik seperti keyboard/organ dan suling. Tampil rame-rame ternyata lebih asyik. Dulu ikut kompetisi musik Simpati Jitu Telkomsel di salah satu Mall di Surabaya, yang keberangkatannya tidak disetujui pihak sekolah. Hidup nekat !

Dunia kuliah,
Aku jatuh cinta berbagai kompetisi. Mulai dari kompetisi marketing, PKM-KKTA-PIMNAS (thanks buat mbak Ayu yang telah menjerumuskanku), business plan, essay, debat, dan lain-lain. Nekat -lagi- jadi pembicara, instruktur dan MC. Dosen-dosenku paling suka ngerjain tuk presentasi atau jadi moderator mendadak (Pak, Bu ini sebenernya balas dendam atau gimana? ..hiks T_T). Ada beberapa yang udah ku ceritakan disini, disini juga dan disitu
~~~~~~#######~~~~~~

“ Semoga bukan aku, jangan aku, jangan aku.......”, berkali-kali ku ucapkan kata-kata itu dalam hati. Ku tundukkan wajahku, pura-pura menulis sesuatu padahal hanya menggambar abstrak, gak jelas. Aku menghindari sorotan mata orang-orang yang hadir di forum, rapat penentuan….

“ Bagaimana kalau Fath?” seseorang telah menyebut namaku, arrrrgghhh...tidaaak !
“ Hah !...Jangan mbak, jangan saya, temen yang lain saja”
“ Fath, kami yakin kamu mampu menjadi moderator yang baik”
“ Bener Fath, kau orang yang tepat. Kamu kan sudah sering ngomong di depan umum”
“ Bukan begitu, anda belum tau klo saya.........................”

Heran, kenapa orang-orang itu selalu bilang “ kamu tuh pembicara yang baik Fath, bagus deh klo ngomong...”. Apakah karena suaraku merdu ? (hoeeek..!, taruhan potong jari klo suaraku bagus)

Mereka tidak tahu bahwa sebenernya sampai saat ini aku tetaplah seorang yang mengidap “demam panggung kronis “ seperti waktu pertama kali aku membaca puisi di kelas 4 SD. Panggung selalu terasa bagai papan surving yang meluncur diatas ombak, di papan itu aku berpijak menguji keseimbangan atau tenggelam. Klo dalam pergaulan memang aku terbiasa bersikap SKSD, mengajak ngobrol dan melempar senyum pada hampir setiap orang yang ku temui. Mungkin kamu salah satu korbannya, heuheu....Sepertinya menakhlukkan teman baru lebih mudah daripada menakhlukkan panggung (mungkin loh ya..)

“ Fath..!”
Ku angkat kepalaku, ku lihat mereka tersenyum menanti kesediaanku
Aku tak kuasa menahan luapan kepercayaan mereka. Aku ikut tersenyum.....
Baiklah !
Saatnya kupeluk lagi “Demam Panggung Kronisku” mesra. Aku ingin selalu merasakan sensasi-sensasi yang timbul karenanya. Sengatan yang membuat seluruh bagian tubuh terasa menggeletar, melemaskan persendian, mengucurkan keringat dingin, menabuh irama detak jantung, berdebaran dag dig dug der !!!
Kenapa?
Karena telah kutemukan jawabannya:
Menjadi pembicara yang baik, bukanlah soal bakat atau karunia “dari sononya”. Justru klo mau jadi pembicara hebat harus merasakan demam panggung dan mengakui keberadaannya, tidak perlu mengingkarinya. Ketika merasakannya kita akan banyak belajar bagaimana mengendalikan elemen-elemen terkait: audiens, suara, gerakan, pemikiran dan ucapan. Dengan begitu, kita akan menemukan solusinya dengan cara kita sendiri, sangat unik, setiap orang berbeda-beda. Klo aku sih akan merasa lebih tenang jika memegang sesuatu, apapun yang penting tidak dengan tangan hampa dan menempelkan microphone di dagu untuk menjaga suara agar tidak timbul tenggelam.Grogi itu energinya besar loh, yang akan memacumu tuk bersuara lantang. Oke, gak usah teori panjang-panjang, langsung praktikkan !.

Oya satu lagi,
Waktu melihatku sedikit gelisah saat akan berbicara di depan umum, seorang teman bilang gini:
“ Fath, kau yakin yang akan kau sampaikan itu benar?”
“Mmm...maksudnya? gak tau lah, apa pun yang ada”
“Nah, itu masalahnya, kamu sendiri gak yakin dengan apa yang kau sampaikan. Orang tidak perduli kau grogi. Orang mendengar apa yang kau sampaikan, mereka akan mengambil hikmah dari situ. Sekarang ku tanya lagi, apa kau yakin yang kau sampaikan itu suatu kebenaran?”
“ InsyaAllah, yakin !”

Tepat sekali, ketika kita yakin bahwa kebenaranlah yang akan kita serukan, maka tak ada yang perlu ditakutkan. Semangat luar biasa akan berkobar-kobar dalam diri, sangat menyesakkan bila tidak diteriakkan.
KEBENARAN yang bagaimana? Tentunya kebenaran yang datang dari Sang Pencipta, tak ada yang lain. Bukan kebenaran yang diserahkan pada tiap individu, rancu.

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM....
ROBBIS ROHLI SODRI WAYASSIRLI AMRI WAHLUL UQDATAMMILLISANI YAFQOHU QOWLI
Maju ke medan perang, berjuang demi penerapan Syariat Islam dan tegaknya institusi Khilafah.
Meski hanya dengan bicara, walaupun terbata-bata, serukanlah !


Regard,


Fath

*)tulisan campur aduk, maksa plus curhat. Biarin ah, hoho..

Yuk memburu demam panggung bareng2 ^_^
Salam demam panggung. Semoga bermanfaat


http://myusmozaic.blogspot.com

1 komentar

Simpan Rindu...

Diposting oleh Myus Label: Cinta, puisi




Hhhff....
Aku sedang merindu, pada sesuatu yang ku rindu.
Pada hidup yang pernah ku alami.
Pada hidup yang belum ku jalani.
Aku terlalu rindu, hingga sesak dada ini menahannya.
Aku rindu semuanya.
Bertahun-tahun silam, bertahun-tahun ke depan.

Bagaimana obati rasa rindu ini?
Yang hadirnya tak pernah ku minta.
Yang hilangnya tak pernah aku inginkan ada.
Aku ingin terus merindu.
Ingin terus ada dalam relung hati terdalam.


Simpan dulu rindu saat ini.
Simpan dulu dalam hati.
Simpan baik-baik.
Nanti, tumpahkan bersama-sama ya.
Dengan tawa dan derai airmata.
Dengan cerita-cerita mengenang masa.


Simpan dulu rindu...




Regards,


Fath
Next CEO

http://myusmozaic.blogspot.com
9 komentar

Open Your Mind, Refresh, Reload !

Diposting oleh Myus Label: Essay
Membebaskan Intelektualitas Mahasiswa dari Himpitan Individualisme
( Sebuah Upaya Mengembalikan Peran Mahasiswa )


“ Ijazah perguruan tinggi di Singapura, katanya juga nggak malu-maluin kalau ditenteng ke luar negeri. “ Mau ke Australia, Amerika, hingga Eropa, kita bisa pakai. Mereka yang berijazah NTU atau lulusan NTU standar SDM-nya sudah diakui dunia secara global,” lanjutnya.
Hal inilah yang membuatnya enggan jika terpaksa harus kembali ke Indonesia. ” Belum ada minat kembali, di samping saya masih terikat kontrak kerja, tak ada salahnya jika kita menimba ilmu sebanyak-banyaknya di negeri orang. Mumpung ada kesempatan,” ucap pria berkulit putih ini. ( Surya, 1 Desember 2008 )

Potret kaum intelektual yang disebut mahasiswa memang bermacam-macam. Zaman modern dalam lingkungan global saat ini telah membentuk lingkungan baru yang dapat merubah persepsi manusia tentang kehidupan, tidak terkecuali mahasiswa.

Secuil berita yang disebutkan dalam paragraf sebelumnya adalah salah satu potret kaum intelektual Indonesia. Dalam struktur jenjang pendidikan julukan itu tentunya disandang oleh mahasiswa karena pada fase inilah manusia disiapkan untuk menjadi penerus estafet generasi tua dengan segala intelektualitas yang dimilikinya dan idealismenya. Mahasiswa bukan hanya sebuah status tapi juga menunjukkan sebuah peran yaitu sebagai generasi yang akan melakukan perubahan dan perbaikan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk masyarakat di sekitarnya.

Seiring dengan kuatnya pengaruh ideologi Kapitalisme dalam sistem kehidupan maka fungsi tersebut bergeser menjadi fungsi yang berorientasi pada status diri dan kemakmuran pribadi. Mahasiswa ibarat seorang nakhoda dalam sebuah kapal yang akan tenggelam, kemudian nakhoda itu hanya ingin menyelematkan dirinya sendiri tanpa tahu bagaimana keadaan penumpang lainnya. Keadaan inilah yang saat ini menghinggapi mayoritas mahasiswa di Indonesia. Jatuh dalam kubangan individualisme, yang tidak lain adalah dasar kehidupan dari sistem Kapitalisme, tanpa menyadari potensi intelektualnya. Padahal peran yang dilakukan mahasiswa adalah salah satu modal untuk keluar dari krisis kehidupan yang melanda Indonesia saat ini. Sehingga mengembalikan peran mahasiswa untuk menyelematkan “kapal” yang bernama Indonesia dan seluruh penumpangnya menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Jika kita mengamati kembali sepenggal berita di paragraf awal maka dapat diketahui bahwa potensi mahasiswa Indonesia sebenarnya sangat besar. Bahkan sebenarnya julukan “bangsa indon” atau bangsa budak yang diberikan oleh masyarakat Malaysia kepada Indonesia dapat dibantah dengan sendirinya. Namun untuk keluar dari krisis ini tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak mahasiswa Indonesia yang pergi ke luar negeri atau berapa banyak mahasiswa Indonesia yang memenangkan olimpiade. Karena mayoritas mah
asiswa Indonesia yang memiliki kemampuan intelegensia yang tinggi ternyata lebih memilih untuk bekerja di luar negeri. Alasan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah dan kurang terjaminnya kemakmuran adalah sedikit sebab yang membuat keadaan ini terjadi.

Persepsi mengenai mengutamakan kesejahteraan diri sendiri tidak muncul bergitu saja. Tapi persepsi yang ada di kepala individu-individu tersebut muncul karena sistem kehidupan yang ada saat ini secara tidak langsung memaksa pikiran mereka untuk mengikutinya. Sistem kehidupan Kapitalisme telah membentuk mahasiswa-mahasiswa Indonesia saat ini untuk berpikir individualis sehingga tidak heran jika ada mahasiswa Indonesia yang lebih memilih bekerja di luar negeri daripada kembali ke negeri sendiri. Yang terjadi adalah harapan masyarakat untuk terjadinya suatu perubahan yang dimulai dari para intelektual yang telah menimba ilmu di luar negeri sangat jarang terjadi. Walaupun ada maka para intelektual itu tidak dapat membedakan ilmu apa yang seharusnya diterapkan di Indonesia dan ilmu apa yang seharusnya tidak boleh diambil. Karena perlu disadari bahwa ilmu yang diperoleh dari luar negeri kebanyakan mengandung nilai-nilai liberalisme bangsa barat dan sedikit yang bernilai universal. Maka dari itu seorang intelektual haruslah cerdas dalam menghadapi fenomena ini.


Untuk mengembalikan mahasiswa ke dalam perannya sebagai agen perubahan haruslah dimulai dari membebaskan persepsi mahasiswa dari individualisme. Individualisme merupakan akar dari ketidakpedulian mahasiswa terhadap keadaan sekitarnya. Seperti halnya ketika kita sakit, maka dokter harus mengetahui akar penyakitnya sebelum memberi obatnya. Jika individualisme masih ada dalam diri mahasiswa maka intelektualitas mahasiswa hanya akan mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan pihak yang berkepentingan untuk memanfaatkan potensi intelektualnya.

Individualisme didasarkan pada anggapan bahwa manusia adalah insan individu. Dilihat dari sejarah perkembangan agama di E
ropa, individualisme diidentifikasikan dengan reformasi Protestan yang dipelopori Marthin Luther. Paham ini berpangkal pada keyakinan bahwa keselamatan individu telah dijamin oleh rahmat Tuhan tanpa campur tangan Gereja Katholik. Individualis-me juga mempunyai kaitan dengan munculnya kapitalisme yang mementingkan usaha individu dan imbalan berupa uang (financial) bagi mereka yang berkarya (Suhardiman: http://www.tokohindonesia.com ). Individualisme berkaitan dengan persepsi seseorang mengenai kebahagiaan hidup. Persepsi kebahagiaan hidup didasarkan pada kepuasan pribadi yang akhirnya berpangkal pada uang sehingga individualisme tidak dapat dipisahkan dari Kapitalisme. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Maka diperlukan adanya perubahan persepsi mengenai kebahagiaan hidup pada diri manusia bahwa kebahagiaan sebenarnya ketika kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Perubahan makna kehidupan tidaklah cukup ketika akar yang paling mendasar dari individualisme tidak dicabut. Anggapan bahwa keselamatan individu telah dijamin oleh rahmat Tuhan menunjukkan bahwa agama sebenarnya tidak boleh ikut campur dalam mengatasi persoalan kehidupan. Padahal hal itu dapat menghilangkan kontrol atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Yang terjadi adalah adanya aksi-aksi mahasiswa yang cenderung anarkis. Aksi anarkis dilakukan oleh mahasiswa karena mereka lupa akan adanya sebuah pertanggungjawaban yang akan dihadapi di akhirat kelak. Bahwa sebenarnya ibadah bukan hanya di tempat ibadah saja seperti masjid dan gereja tapi juga ketika mahasiswa melakukan perannya sebagai agen perubah. Sehingga intelektualitas mahasiswa harus didasari oleh kecerdasan spiritual agar intelektualitas mahasiswa terbebas dari motovasi-motivasi materi dan nafsu individu yang cenderung tidak terkontrol.

Mahasiswa sebagai golongan intelektual tidak cukup hanya melakukan perubahan pada dirinya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Dawam Raharjo menge
nai golongan intelektual yang didefinisikan sebagai:
“golongan terpelajar yang sekolahan atau bukan (termasuk drops-outs), yang peranannya tidak mesti berkaitan dengan ilmu yang dipelajari atau profesi yang dikuasai. Dan yang lebih penting mereka berperan sebagai kritikus sosial, bersifat emansipatoris dan liberatif, berpola pikir yang hermeneutis dan kerap kali bersikap politis. Mereka adalah golongan yang merasa dirinya bebas.”

Mahasiswa sebagai golongan intelektual adalah golongan yang bebas
dari segala kepentingan tapi bukan berarti mahasiswa tidak dapat melakukan perjuangan politik. Intelektualitas mahasiswa merupakan bekal bagi mahasiswa untuk melakukan perjuangan politik. Perjuangan politik dilakukan dengan melakukan kritik sosial terhadap berbagai kebijakan pemerintah dengan cerdas. Cerdas dalam arti dilakukan dengan cerdas dan mengedepankan sebuah solusi bukan hanya mengedepankan sebuah kritik belaka. Solusi yang dikemukakan bukanlah solusi yang bersifat pragmatis dan tambal sulam saja tapi juga solusi yang berdasarkan analisis cerdas. Semua itu dapat dilakukan dengan potensi intelektual mahasiswa.

Solusi cerdas dari sebuah intelektualitas yang terbebas dari individualisme akan menjadi sebuah solusi yang menentramkan jiwa jika didasari oleh kesantunan jiwa. Kesantunan jiwa akan muncul jika intelektualitas tidak melupakan sebuah peran yang lebih besar dari akal pikiran manusia itu sendiri yaitu Tuhan Pencipta Alam Semesta. Sehingga dengan sebuah perombakan intelektualitas tersebut maka mahasiswa dapat melakukan perannya tanpa adanya himpitan individualisme yang justru akan menghambat terjadinya perubahan itu sendiri.







Referensi :

- buku Intelektual, Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa hal 80. Dawam Raharjo dikenal pelopor dalam “islamisasi Ilmu” versi Ismail Raji Al Faruqi dengan mendirikan IIIT Indonesia selain tokoh LSM dan Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah 2000-2005 dalam http://oarep.wordpress.com
- Surya hari Senin tanggal 1 Desember 2008
- Suhardiman. Analisis Tentang Teokrasi, Individualisme, Kapitalisme dan Sosialisme. http://www.tokohindonesia.com
- Matla, Husain. Demokrasi Tersandera. 2007. Semarang : Penerbit Big Bang
- Esai Politik Nurani : Resensi Buku "DARI DEMONSTRASI HINGGA SEKS BEBAS". http://perpustakaanonline.freehostia.com/


*)
Essay ini ditulis dalam ajang Lomba Essay LSME Universitas Brawijaya (UB) Desember 2008-Januari 2009
Tema Essay yang diperlombakan "Efektivitas Peran Mahasiswa Dalam Upaya Memperbaiki Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia"
Juara 1


Daripada hanya disimpan dan terancam kena virus, atau malah hilang entah kemana (aku sering gak sengaja mengahapus atau kehilangan flashdisk, hiks T_T ), mending diposting di sini aja. Semoga bermanfaat bagi teman2 ^_^


Regards,


Fath
Next CEO

http://myusmozaic.blogspot.com

0 komentar
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Comunity

Blogger Ngalam

Mau pesan apa ?

Ikut yuk !

Mozaic peristiwa

  • ►  2011 (2)
    • ►  Februari (2)
  • ▼  2010 (9)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (1)
    • ▼  Mei (3)
      • Demam Panggung
      • Simpan Rindu...
      • Open Your Mind, Refresh, Reload !
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2009 (31)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (5)

Labels

Award (1) Cinta (4) Diskusi (1) Essay (1) f d'other (1) kill capitalsm (1) Kompetisi (1) lebaran (1) Motivation (5) Nikah (3) Opini (1) Prestasi (1) puisi (1) Spirit (1) Tag (1) xpressi (25)

Tunjuk satu bintang

  • O. Solihin
    Jempolmu, Tanggung Jawabmu
    1 hari yang lalu
  • Filosofi BURJO
    Kancane wae diapusi, opo maneh dudu kancane??
    7 bulan yang lalu
  • tikabanget™
    Apa itu Aritmia?
    1 tahun yang lalu
  • s o n i c f i s t
    Surat Al Maidah Ayat 51 : Jangan Memilih Pemimpin Non-Muslim
    8 tahun yang lalu
  • Cerita Langit Biru
    Souveniq
    9 tahun yang lalu
  • fajar_embun and the world
    Haloooo
    11 tahun yang lalu
  • Short Story Of My Life
    Wasiat 1: Jauhi syirik
    11 tahun yang lalu
  • MENANTANG ANGIN MEMBALIK ARUS
    WISATA HATI ANTV OKTOBER 2013
    11 tahun yang lalu
  • DivanSemesta
    Kalau Masih Menggunakan FB Jangan Benci Zionis (Prolog Risalah Demokrasi 2)
    12 tahun yang lalu
  • Cerita Mamah
    JAKARTA AKAN TENGGELAM, 27 JANUARI 2013
    12 tahun yang lalu
  • Seven~Level
    download Ge-eR edisi 1
    13 tahun yang lalu
  • Makeurmove's Blog
    Pharaoh and Moses
    14 tahun yang lalu
  • Manifesto Of Next_Revolt
    Aku Tak Menulis
    15 tahun yang lalu
  • Database Blog Etoser
    M. Ruslan - Makassar
    15 tahun yang lalu
  • Begundalmilitia
    Kepada YTH Pemberi Lowongan Kerja
    15 tahun yang lalu
  • Fahmi@Multiply
  • Sebuah Catatan Hati...
  • Ahsan Hakim
  • Mbah Jiwo Go Blog
  • REVOLUSI BUTUH UANG
  • sa'i muslim movement
  • Rain'd Nebula
  • Felix Siauw-Islamic Inspirator
  • The root of madinah
  • katakan revolusi
  • show time

Referensi

  • Artikel Artikel Baru
    Mixer Roti Terbaik Kualitasnya Tak Perlu Diragukan
    3 tahun yang lalu
  • Hizbut Tahrir Indonesia
    KSHUMI: Bubarkan HTI Tanpa Peradilan Merupakan Kediktatoran Konstitusional
    8 tahun yang lalu
  • KLIPING cyberMEDIA
    Sometimes She’s Bold — Laura Macky Photography
    8 tahun yang lalu
  • Planet Geo Indonesia
  • Jawa Pos | Selalu Ada yang Baru!
  • www.pdf-search-engine.com/
  • Insists !
  • Eramuslim - Media Islam Rujukan
  • Majalah Pengusaha - Referensi Usaha Anda - Home
  • SYABAB.COM - membuka cakrawala dunia

Kompetisi

  • iB Blogger Competition
  • Indigo Fellowship
  • AIMA
  • Kompetisi Website Kompas MuDA - KFC

Create Imagine

  • Psdtuts+
    The best AI image generators of 2025
    5 minggu yang lalu
  • Photoshop Tutorial | Belajar Photoshop | Edit Foto
    Troubleshooting Common Plumbing Issues: A Homeowner’s Guide
    2 bulan yang lalu
  • Tutorial Belajar Website PHP MySQL ASP.Net Photoshop Coreldraw Flash Template
    Memaksakan Diri Menyelesaikan Deadline Ketika Kurang Fit, Naas Desainer Logo Ini Dilarikan Ke Rumah Sakit Dan Harus Operasi
    2 tahun yang lalu
  • DesainDigital
    Video Tutorial Desain Ikon Gmail dengan Adobe Photoshop
    7 tahun yang lalu
  • DESAINSTUDIO.COM | Desain Grafis | Tutorial Photoshop, Illustrator, corelDRAW, 3ds Max
    Wawancara dengan Andy Aw Masry (Type Designer)
    11 tahun yang lalu
  • dafont.com
  • stock.xchng - recently uploaded stock images
  • Tutzor.com - Photoshop Tutorials and Free Photoshop Goodies
  • Adobe Photoshop Tutorials - Where Anyone Can Learn Photoshop

Eksistensi

  • Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Jurnal

  • Jurnal Akuntansi
    5 Best dating sites for over 40
    1 tahun yang lalu
  • Jurnal akuntansi USU
  • www.repository-gunadharma.co.id

Partner

  • DAPUR LAPTOP
    ACER ASPIRE 4738Z 3 VARIAN TERBARU
    14 tahun yang lalu

Mozaic Guest

around d' world

Free PageRank Checker
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com