Kini saatnya dua pengamen itu menagih apa yang mereka sebut sebagai ”bunga sosial”. Coba kamu dengerin penggalan prolognya:
”yang Cuma memberi seratus, kami do’akan semoga kaya. Yang rela memberi lima ratus, kami doakan semmoga tahun depan naik haji. Dan yang dengan senang hati emberi seribu, kami doakan minggu epan menang togel 5 juta”.
Begitu ringan. Tanpa beban. Aku jadi penasaran bercampur sewot, tetapi juga pengen ketawa. Saat mereka mnghampiriku, kucemplungkan Cuma seratus rupiah ke dalam topi kumal yang mereka sulap enjadi kotak amal. Bukannya aku pengen cepet kaya. Bukan ! aku memang pengen kaya, tapi tidak dengan mendadak, apalagi tergesa-gesa. Menjadi kaya dengan cara seperti itu sering bikin orang lupa daratan. Aku sebenernya ingin naik haji tapi tidak tahun depan, melainkan lima tahun lagi. Makanyan aku nggak langsung ngasih lima ratus, tetapi seratus dulu. (oalah alasan thok ! bilang aja ngirit, gak punya duit. Dasar pelit !)
Aku sebenernya pingin banget menegur mereka tentang do’a ngawur itu. Tapi, gila ! sama sekali tidak kutemukan keberanian tersisa di dadaku. Sedikitpun. Aku benar-benar mengkeret melihat keduanya. Tidak hanya karena mereka itu berdua sementara aku cuma”bersatu”, tetapi juga karena tubuh mereka jauh lebih besar dan kekar dibandingkan dengan tubuhku yang kurus, ceking, mungil, tapi aduhai ini (yaikss). Nggak hanya itu saja, tubuh mereka juga bertato dan lihatlah, rambut mereka panjang brekele..hiiyyy syerem. Maka, sambil berusaha ngantuk, kubayangkan saja salah satu diantara mereka duduk di sampingku ( tapi tetep jaga jarak, bukan muhrim gitu loh) dan terjadi sebuah dialog khayalan. Sekali lagi, dialog khayalan.
Aku : suaranya tadi bagus loh Om. Emang sudah berapa lama jadi pengamen?
Pengamen Sangar (PS): baru lima tahun (jawab dengan nada males)
Aku : ooo...lama juga ya. Eh tubuh bisa gede dan kekar gitu, makanannya apa ya?
PS : anak tikus 3 kali sehari
Reflek aku menjerit ”whackkkks !”. Tatapan matanya begitu tajam menghujam. Suaranya tadi sengaja diberat-beratkan dan dibuat seseram mungkin. Kucoba memulung sisa-sisa nyali di rongga dada. Kukumpulkan serpihan-serpihannya. Akhirnya keluarlah dari mulutku sebuah prtanyaan dengan volume suara terendah.
Aku : minumnya Om?
PS : susu kucing liar dan jus kepala ular !!
Wualah !!, jantungku seakan hendak meloncat keluar. Daripada ntar pingsan, kuputuskan saja untuk memgganti topik pembicaraan.
Aku : Mmm..tato-tato keren gitu dapet dari mana Om?
PS : macem-macem, yang gambar ular naga panjang ini di buatkan temen waktu dipenjara dulu, yang gambar rudal scudd ini pinjem dari tetangga, besok mesti dikembalikan. Yang gambar tengkorak ini masih kredit sampe sekarang belum lunas-lunas, dan yang terakhir ini dapet dari stiker ponakan
Aku : gambar apaan nih Om? Perasaan pernah liat di TV (penasaran)
PS : iya ini gambar teletapis (jelasnya bangga)
Aku baru nyadar kalo tato itu adalah gambar tingky wingky. Tapi kok dia nyebutnya teletapis ya? Ah mungkin dia salah sebut
Aku : keren banget Om !. Tapi sebutannnya teletabis, bukan teletapis (ku coba mengoreksi)
PS : teletapis ! (dia mempertahankan pendapatnya)
Aku : Teletabis Om..
PS : TELETAPIS ! (mulai ngotot )
Aku : TELETABIS !!, bis,bis ! pake be !
Aku jadi sewot. Kali ini gak aku hiraukan lagi rasa takut yang dari tadi menjajahku. Demi sebuah kebenaran aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan (glodaks ! lebay)
PS : ya? (dia memintaku untuk mengulang lagi kalimat terakhirku)
Aku : saya bilang pake be
PS : ooo...belebabis?
Aku : @*^$&#^*..!!!??
Hyiiih..gemes banget aku dibuatnya. Tapi untungnya sekarang aku gak takut lagi. Makhluk ini jadi kelihatan o’on sekalee. Saatnya mengintrogsi tentang togel tadi.
Aku : Om, tadi kok mo doakn orang supya menang togel sih? Togel itu kan dilarang?
PS : siapa yang nglarang?
Aku : polisi. Kemarin ada bandarnya yang ditangkap loh
PS : oya?
Aku : ho-oh. Apa sampeyan ndak takut?
PS : aku kan bukan bandar. Cuma mendoakan masak ditangkap?!
Aku : mendoakan orang supaya menang togel itu artinya mendukung pertogelan di dunia ini. Bahaya itu
PS : kamu punya HaPe
Wah kenapa dia tanya aku punya HaPe ya? Jadi curiga. Soalnya seriong beredar kabar kalo pencopet, pemalak tau perampok itu biasanya menyamar jadi pengamen juga. Jangan-jangan dia...
PS : punya HaPe gak?
Aku : eh mm..anu iya punya. Tapi HaPe saya model kuno kok Om. Bukan Blackberry, Blueberry, apalagi Strowberry. Ini juga gak ada kameranya...(aku coba meyakinkan klo HaPeku itu tipe yang jauh dari kata berharga)
PS : pernah kirim SMS ?
Aku : (bengong) ya pernah dong. Tiap hari saya SMS, kecualai klo lagi gak puya pulsa.
PS : pernah kirim SMS ke televisi?
Aku : eh Om, topik togel belum selesai kita bahas. Jangan mengalihkan pembicaraan ya., itu tanda orang kalah debat ! (pasang muka jengkel)
PS : jawab dulu pertanyaanku, nanti kamu akan tau nyambungnya dimana. Jangan coba-coba buruk sangka ya, nanti tak banting pelan-pelan tau rasa kamu
Aku : oke-oke, sabar dikit dong. Saya gak pernah kirim ke televisi. Trus mo apa?
PS : kalo temen-temen kostmu?
Aku : nggak ada !
PS : enakan ada.. !
Aku : yeee..emang gak ada. Mo diapain lagi? Maksa banget sih?!
PS : kalo gitu tahukah kamu kalo jutaan orang Indonesia biasa kirim SMS ke televisi? Mereka ikut kuis ini itu, mendukung calon artis ini calon artis itu, calon pesulap itu calon pesulap ini. Ujung-ujungnya sama: mereka pingin dapet hadiah
Aku : trus kenapa? (dengan nada meremehkan)
PS : apa bedanya dengan beli nomor togel??! SAMA-SAMA MENGELURKAN HARTA DENGAN HARAPANN MEMPEROLEH HARTA YANG LBIH BANYAK LEWAT UNDIAN, YANG TENTU SAJA DENGAN RESIKO KEHILANGAN HARTA YANG SUDAH DIKELUARKN TADI JIKA AKHIRNYA TIDAK MENANG
Penjelasannya ini terus terang membuatku terhenyak. Sepintas dia lebih mirip dosen. Tapi aku bukan tipe orang yang udah nyerah dalam perdebatan
Aku : ya tetep beda dunk. Togel kan pake uang, kalo kuis SMS kan Cuma pake pulsa
PS : lembab ! lha pulsa itu apa dibelinya pakek daun pisang?hah?! (dia gak tahan dengan argumentasi bodohku)
Aku : oke, tapi togel kan ada bandarnya? Lha kalo kuis SMS hayo? (ku ajukan arguman bodoh lagi)
PS : bandarnya ya televisi dan pabrik pulsa Mbakyu. Keuntungan dari penjualan pulsa bisa saja mereka bagi dua. Untuk meningkatkan keuntungan bahkan kadang mereka naikkan harga SMS, dari 100 perak mejadi 2000 rupiah
Aku : betul, tapi tunggu dulu Om !. orang-orang ikut kirim SMS itu bukan untuk dapet hadiah, mereka hanya ingin mendukung idolanya. Itu saja. Masak disamakan ma togel?!
PS : lalu menurutmu, apa alasan pihak televisi memberi iming-iming hadiah jutaan rupiah, mobil, motor hingga dokar bagi yang menang undian?
Aku : ya, supaya banyak yang kirim SMS
PS : lha iya
Aku : ..........(terdiam, tak tahu harus biara apa)
PS : hanya karena yang maen tukang becak, supir angkot, serta pengamen jalanan, kalian menyebutnya togel. Sementara jika yang maen anak-anak pemeganag HP yang berpenampilan wangi-wangi dan rapi, kalian menyebutnya kuis. Bah !
Aku :.......(kekalahanku semakin sempurana)
PS : klo temenmu mendoakan tetangganya agar menang kuis SMS di TV kau diam saja. Tapi giliran aku mendo'akan penumpang bus agar menang togel, kamu protes. Padahal dua-duan6a hanya beda nama. Kupu !
Aku : kok kupu Om?
PS : emang kamu mau aku sebut dengan nama binatang yang lain, terutama yang beroda empat?!
Aku : maksudnya yang berkaki empat Om?
PS : iyalah sama aja. Sama-sama punya jari-jari
Aku : jari-jarinya binatang kan anti kutu air. Yang kutu airan itu kan jari-jarinya manusia.
PS : Eh, jangan mengalihkan pembicaraan ! itu tandanya orang kalah debat. Kita belum tuntas membahas diskusi masalah togel dan kuis SMS ! (dia pake kata-kataku untuk menyerangku.gak bisa dibiarkan !)
Aku : Lho bukannya Om yang mengalihkan pembicaran, dari perbedaan roda dan kaki kembali kepada masalah togel dan kuis SMS?
PS :.........(dia diam.mungkin mikir jawaban tapi gak ketemu)
Aku : jangan terlalu dipikirkan Om. Saya sudah nyerah kalah kok dalam diskusi togel kita barusan itu
PS : payah, masak segitu aja nyerah. Ayo dong adu argumen lagi !
Aku : .......(giliranku, lagi-lagi terdiam)
PS :Ayo !!!
Aku : udah Om nyerah
PS : bagus klo gitu
Aku : tapi Om, tunggu dulu
PS : Apa lagi?
Aku : klo teori Om bener, berarti kita ini hidup di dunia togel. dikelilingi togel. Kita bernafas dengan togel. Togel ada dimana-mana. Togel telah menjajah kita. !
Belum sempat si Om menjawab, tiba-tiba kondektur bus triak-triak, “ Stasiun Jombang, Jomplangan, Alun-alun Jombang !!!”
Aku tersentak kaget. Bangun dari mimpi panjangku bersama si Om. Aku segera turun, menghambur keluar begitu bus berhenti. Nggak sabar pengen segera nyampe rumah. Jangan-jangan tetanggaku, temen mainku, bahkan ayah-ibuku, adek-kakakku sedang “main togel”.
[repost with some text edited-My "Green Soul V2"]