Jombang memang penuh sensasi, setelah beberapa waktu lalu berbagai media massa tak henti-hentinya memberitakan Very Idham Henyansyah alias “Ryan si Jagal manusia”, kini Jombang kembali menjadi sorotan karena kemunculan dukun cilik pemilik batu petir bernama Ponari.
Pergeseran Citra
Selama ini Jombang dikenal sebagai Kota Santri karena lebih dari 500 Pondok Pesantren berdiri di kota ini, yang telah melahirkan ribuan ulama di seluruh pelosok Nusantara. Bisa dikatakan hampir semua ulama besar di negeri ini pernah menuntut ilmu atau istilahnya “nyantri” di Jombang. Pondok Pesantren besar seperti Tebu Ireng, Tambak Beras dan Darul Ulum tak pernah sepi dari santri.
Pemberitaan tentang Ryan dan Ponari secara tidak langsung berimbas pada pergeseran Citra Kota Jombang. Dulu, kalau aku sedang bepergian dan ketemu orang dari daerah lain, waktu ditanya
”asalnya mana mbak?”
dan ku jawab”asal jombang”,
hampir bisa dipastikan mereka akan berkomentar”owh…kota santri itu ya?deket sama Pondok Pesantren bla bla bla..”
Tapi sekarang..
“Kamu asalnya orang mana?”
“dari Jombang”
Dengan ekspresi mupeng mereka langsung tanya “deket gak sama rumahnya Ryan/Ponari?”
Duh sedihnya, miris.
Sebagai kota santri semua elemen masyarakat di Jombang seharusnya bisa menjaga perilaku moralnya. Bagaimana mungkin masyarakat daerah lain akan mempercayakan anak-anak mereka menuntut ilmu/nyantri di Jombang dengan harapan kelak anak-anak mereka menjadi seseorang dengan kepribadian mulia jika track record kota Jombang telah tercemar atau berubah menjadi kota wisata kriminal gara-gara kasus Ryan atau kota dukun karena munculnya Ponari. Bisa saja masyarakat daerah lain akan menganggap lingkungan di Jombang sudah tidak kondusif lagi bagi pembentukan pribadi yag baik, karena melihat kenyataan bahwa ternyata masyarakat kota santri justru percaya pada hal-hal yang mengacu pada syirik seperti pengobatan Ponari. Kekhawatiran tentang adanya orang2 semacam Ryan di kota Jombang yang belum terdeteksi juga sangat berpengaruh.
Ini adalah ujian dan tantangan besar bagi masyarakat Jombang. Semoga para Ulama Jombang segera menemukan strategi efektif untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya syirik pengobatan Ponari. Semoga pemerintah segera membenahi sistem ribet yang membuat masyarakat berpaling mencari alternatif yang instant.
Pergeseran Citra
Selama ini Jombang dikenal sebagai Kota Santri karena lebih dari 500 Pondok Pesantren berdiri di kota ini, yang telah melahirkan ribuan ulama di seluruh pelosok Nusantara. Bisa dikatakan hampir semua ulama besar di negeri ini pernah menuntut ilmu atau istilahnya “nyantri” di Jombang. Pondok Pesantren besar seperti Tebu Ireng, Tambak Beras dan Darul Ulum tak pernah sepi dari santri.
Pemberitaan tentang Ryan dan Ponari secara tidak langsung berimbas pada pergeseran Citra Kota Jombang. Dulu, kalau aku sedang bepergian dan ketemu orang dari daerah lain, waktu ditanya
”asalnya mana mbak?”
dan ku jawab”asal jombang”,
hampir bisa dipastikan mereka akan berkomentar”owh…kota santri itu ya?deket sama Pondok Pesantren bla bla bla..”
Tapi sekarang..
“Kamu asalnya orang mana?”
“dari Jombang”
Dengan ekspresi mupeng mereka langsung tanya “deket gak sama rumahnya Ryan/Ponari?”
Duh sedihnya, miris.
Sebagai kota santri semua elemen masyarakat di Jombang seharusnya bisa menjaga perilaku moralnya. Bagaimana mungkin masyarakat daerah lain akan mempercayakan anak-anak mereka menuntut ilmu/nyantri di Jombang dengan harapan kelak anak-anak mereka menjadi seseorang dengan kepribadian mulia jika track record kota Jombang telah tercemar atau berubah menjadi kota wisata kriminal gara-gara kasus Ryan atau kota dukun karena munculnya Ponari. Bisa saja masyarakat daerah lain akan menganggap lingkungan di Jombang sudah tidak kondusif lagi bagi pembentukan pribadi yag baik, karena melihat kenyataan bahwa ternyata masyarakat kota santri justru percaya pada hal-hal yang mengacu pada syirik seperti pengobatan Ponari. Kekhawatiran tentang adanya orang2 semacam Ryan di kota Jombang yang belum terdeteksi juga sangat berpengaruh.
Ini adalah ujian dan tantangan besar bagi masyarakat Jombang. Semoga para Ulama Jombang segera menemukan strategi efektif untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya syirik pengobatan Ponari. Semoga pemerintah segera membenahi sistem ribet yang membuat masyarakat berpaling mencari alternatif yang instant.
0 komentar:
Posting Komentar