
Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata (singkatan kali ya?) "DPT"?
klo jawabannya "daftar pemilih tetap", yup selamat anda mendapatkan 10 biji tahu goreng(emang tahu ada bijinya?au ah), silahkan ambil ditukang gorengan terdekat.
Terlepas dari gorengan mari kita bahas sedikit tentang pemilu.
Udah pada tahu kan klo tiap hari di TV, di koran, di warung, di counter, di masjid, di kampus, di jalan, di kuburan (mana lagi yang belum disebut?) pada ribut ngomongin pemilu, khususnya masalah daftar pemilih tetap.
Berita tentang adanya nomor induk kependudukan ganda, nama ganda, anak dibawah umur, dan orang yang sudah meninggal jadi pemilih lama2 bikin geli juga. Yang paling bikin geli yang terakhir itu, orang meninggal, hyiiiiiih... kok berani-beraninya mendata orang meninggal jadi pemilih tetap.Ntar klo orang meninggalnya beneran dateng ke TPU gimana??syerem, syerem...
Kenapa bisa seperti itu?
Klo menurutku sih, ini masalah sistem kependudukan yang kurang baik. Seseorang bisa terdaftar sebagai pemilih tetap diliat dari nomor kependudukannya, padahal bisa saja orang itu punya 2 KTP. Atau 2 bulan yang lalu orang "itu" adalah penduduk dari kota A trus sekarang pindah ke kota B, karena nama orang "itu" belum sempat dicoret dari kota A jadilah dia diakui sebagai penduduk kota A dan B, jadi bisa milih di 2 tempat.
Lagian klo diliat-liat, sistem peng-ID-an di negara Indonesia ini kok ya ribet banget. Taruhlah 1 orang punya berbagai macam nomor, seperti KTP, SIM, NPWP, Jamsostek, paspor, dll. Kata temenku yang kuliah Hukum , dibarat sono (lupa nama negaranya, Austria apa Australia gitu) ada yang menerapkan sistem Singgle Identified Number, dimana setiap warga negaranya hanya mempunyai satu nomor kependudukan yang berfungsi untuk berbagai hal. Disitu sudah mencakup berbagai informasi tentang orang yang bersangkutan, keluarga, pajak, perbankan dll.
Bayangkan klo di negara tercinta ini menerapkan sistem seperti itu. Kan enak, lebih simpel, gak akan ada critanya nomor kependudukan ganda.
Trus alur birokrasi juga bakal bisa lebih pendek n gak berbelit2.
Jangan2 emang sengaja sistem ini gak diterapkan? tahu sendiri kan klo alur birokrasinya pendek akan ada pihak2 yang gak bisa makan enak.
Oke lah, ini sekedar uneg2 dari pikiranku. Pikiran seorang mahasiswa yang gak tahu apa2 tentang masalah politik, tapi pengen bisa ngomong politik biar dianggap keren (ups keceplosan !)
Tapi bener dech Pak, Buk, Sodara2 !, masalah DPT/kependudukan ini seharusnya menjadi prioritas pembahasan karena permasalahan DPT atau pengelembungan suara berpotensi muncul pada setiap pemilu.
Masih tentang DPT ganda juga, tadi pagi ada temen yang CurHat:
"Aduh Myus, aku lagi DPT nih. Napa sih DPT lagi, DPT lagi...padahal belum genap satu bulan. Jadi 1 bulan ini aku DPT 2 kali"
"Hah ??!". Sempet gak nyambung. Owh ternyata ini DPT yang lain, DPT urusan wanita alias DaPeT tamu bulanan, he..