
Ingat dengan gambar itu?
Yup, iklan Star Mild seri obsesi sutradara. Waktu pertama kali liat iklan itu aku ngakak muncrat (lebay deh), gak ding, aslinya cuma senyum meringis imut kalem (tetep aja lebay).
Maksudnya apa? Tenang aku gak lagi kampanye dukung iklan rokok, suer aku gak suka rokok. Pendukung berat klo ada usul pabrik rokok dijegal dimusnahkan dihancurkan. Tapi ku akui nih iklan emang kreatif.
Tadi inget iklan ini gara-gara seorang teman ngatain aku: KAMU TUH OBSESIF !.Kaget banget waktu denger ungkapan yang disampaikan secara jujur dan spontan, sampai sekarang masih terngiang-ngiang ditelinga, bikin gatel. Kenapa temenku sampai ngatain aku kek gitu? ntar deh bakal ku ceritakan di Obsesi Part 2, tulisan edisi berikutnya. Silakan kalian penasaran (ngarep :D)
Kamu punya obsesi? aku punya.
Disadari atau tidak, setiap orang normal mempunyai dorongan semangat untuk berbuat, memiliki atau mencapai sesuatu. Dorongan semacam itu disebut obsesi. Obsesi umumya timbul karena dirinya termotivasi oleh sesuatu hal yang memengaruhi, yaitu karena seseorang atau orang lain ataupun karena lingkungan. Misalnya, orang yang kesehariannya banyak dihabiskan di lingkungan dan bergaul dengan orang-orang yang gak jauh dari hal-hal yang berbau ekonomi, bisnis, wirausaha. Dengan sendirinya akan memiliki obsesi yang mendorong keinginannya untuk menjadi pengusaha. Minimal, jadi ada keinginan untuk memiliki rumah makan sendiri. (Curhat terselubung,hahay..)
Liat kenyataan banyak remaja yang terobsesi menjadi “cantik”, karena melihat temen-temen disekitarnya jauh lebih cantik. Dandanan model terbaru selalu dicoba. Misalnya saja Mawar (bukan nama sebenarnya, red) pengen tampil lebih cantik dan ingin menjadi pusat perhatian. Mawar mengenakan baju warna pink dengan motif bunga kamboja atau buah-buahan, bawahannya warna orange menyala, tasnya warna ijo bergambar lumba-lumba, rambutnya di cat dengan warna merah agak kuning biar mirip bule katanya. Apa gak pengen muntah tuh ngeliatnya?
Tiap berkunjung kemana-mana yang ditanyakan selalu “ toiletnya disebelah mana?” bukan lantaran dia lagi mules diare, atau kebelet pipis, tapi tujuan sebenarnya adalah mau NGACA, benerin dandanan, benerin jambul (klo cowok). Dikit dikit ngaca, dikit dikit ngaca, cermin yang gak berdosa diperkosa tanpa ampun. Akhirnya apa? Selalu muncul ungkapan dalam hatinya, “pokoknya aku harus tampil lebih cantik/lebih ganteng. Aku gak mau kalah sama si Itu atau si Anu”. Walaaaaahhh.....udah lebih dari sekedar obsesi. Cenderung pada rasa iri sebenarnya. Kalo dandanannya sesuai, pasti enak dipandang. Atau yang dandannya dikarenakan keinginan suami, gak masalah. Tapi, kalo pemaksaan atas rasa iri gitu, gak banget deh !
Lain ladang, di jaman kapitalis seperti ini, banyak orang yang terobsesi tuk menggapai sebuah jabatan penting. Gak ingin ada orang lain yang mengisi posisi tersebut. Tapi di satu sisi, saingannya banyak. Secara perlahan, obsesi itu jadi berlebihan dan cenderung menjadi sebuah ambisi. Akhirnya, sikat sana, sikut sini, menghalalkan segala cara. Klo kalah? Bikin sesak Rumah Sakit Jiwa, karena mereka adalah orang-orang yang berjiwa labil, haus kekuasaan karena bayangan harta yang akan mereka raih, bukan kemampuan dan pengabdian. Tsaaaahhhhh !
Woi Fath ! tulisanmu ngelantur.Hehe...baru sadar.
Well, aku punya temen, kayaknya sih cewek, hehe....Iya udah ku pastikan dia cewek tulen kok. Orangnya biasa-biasa aja sih. Tapi, narsisnya udah mencapai taraf akut, yang melebihi narsisnya aku. Kebayang kan, gimana narsisnya dia? Dia Terobsesi banget tuk jadi artis atau model (uhuk !, keselek mouse komputer). Klo berangkat kuliah lagaknya kayak mau berangkat casting. Aku pernah gambar tengkorak dipunggungnya pakai spidol, gara-gara dia duduk tepat didepanku waktu kuliah, dan ya ampyuuunnn.....dia pakek baju dengan punggung terbuka bagian atas. Aku yang sama-sama cewek aja panas dingin ngeliatnya (yakin deh aku masih normal, suer), apalagi klo cowok yang liat? Wedew..mungkin dah kebayang adegan Spiderman di otaknya.
Suatu hari tiba-tiba dia telpon, ngajak makan. Tapi aku lagi gak mood. Anehnya , walaupun sudah ku tolak, dia terus aja ngejar aku buat diajak makan bareng. Yaelah nih anak ngefans apa maniak sih ma aku? (mulai narsisnya). Setiap dia telpon atau sms, aku ngeles dengan 2012 alasan, gini nih:
- Eh sorry, jam segitu aku masih kerja, belum pulang
- Gak bisa, hari sabtu aku ada praktikum di kampus
- Wah kenapa gak bilang dari kemarin, sekarang lagi diluar kota
- Masih rapat nih.....
- Lagi ada acara, kapan-kapan aja ya
- Haha...aku masih belanja, cari deterjen
- Udah gak muat, aku barusan makan
- Maaf aku lagi gak ada waktu luang, nih lembur ngerjain tugas
- Aku masih ikut aksi, demo atau apalah kamu nyebutnya. Liat aja di alun-alun klo gak percaya, yang bawa-bawa bendera item ada tulisan”lailahaillallah”.
- Dll
- Bla bla bla bla…….(tambahin dunk biar nyampek 2012 alasan)
Mungkin udah gak sabar dengan segala alasan yang ku ajaukan, dia membuat kejutan dengan langsung menjemputku. Huff....ya sudahlah aku gak bisa mengelak, anggap aja refreshing tuk melupakan sejenak angka-angka laporan keuangan perusahaan yang masih berat menindih otakku, audit laporan piutang yang belum selesai ku analisis.
Kami makan di sebuah rumah makan (ya iyalah, masa rumah sakit), dia curhat ini itu sambil diselingi canda garing, tiba-tiba datang si mbak waiters.
Waiters : Permisi mbak…boleh saya minta botol kosongnya gak?
Aku:Oh iya, boleh boleh, silakan.
Temen : eh bentar mbak, bentar bentar bentar!!!
Waiters : Kenapa mbak?
Temen : Aku rapiin rambut dulu bentaaaar aja. Sabar yah…
Aku: (melongo, mirip kudanil bego)
Aku heran, kok dia jadi heboh sendiri ngerapiin rambut. Ngeluarin cermin kecil, dandan dandan ringan. “Niy anak kerasukan hantu manis kali yah”, ujarku dalam hati. Apa hubungannya dia rapi rapi dengan mbak mbak yang minta botol.
Aku : Kamu kenapa sih??? kok jadi heboh gitu??? Pake acara dandan pula!!!
Temen : Kan mbak-nya mau foto bareng (dengan gaya sok polos)
Aku : Emang, kamu denger apaan?
Temen : “Boleh minta fotonya nggak?”
Aku : Huakakakakkk, sakit kamu ya!!! Dia tuh minta botol bukan foto !!!
Waiters : (pergi dengan senyuman tipis menahan pipis)
Temen : (salting kayak orang ambeyen yang dipaksa duduk di atas kerikil tajam)
Aku baru tahu, ternyata “kepedean” menyebabkan penurunan fungsi pendegaran. Yang bener aja. Masa botol ma foto kedengarannya sama. Jauh gila. Dari kejadian itu, aku Tanya-tanya lagi, kenapa kok dia sampe seperti itu. Tanpa rasa berdosa sedikitpun, dia memberikan penjelasan atas pertanyaanku.
“Aku tuh udah terbiasa depan kamera. Gini gini artis loh. Sering kok orang orang minta foto bareng”. Ungkapan itu bikin aku jadi tambah mules. “Emangnya kamu artis apaan? Pemain film manusia jadi-jadian?”, kataku dengan sedikit ejekan. “ Aku pernah jadi foto model kalender, trus ikut jadi pemain figuran disinetron TV lokal” jiaaaaaaahhh bangga jadi pemain figuran dan model foto kalender, lokal lagi.
Memiliki obsesi itu penting. Tentu obsesi yang sewajarnya, sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada dalam diri. Kita pasti tahu, seberapa jauh kemampuan kita dalam hal tertentu, dan seberapa besar potensi serta bakat kita untuk hal tersebut. Jangan pernah terobsesi pada hal-hal yang hanya bisa di wujudkan dalam mimpi belaka. Gali semua potensi diri. Teruslah berusaha dan berdoa untuk mewujudkan obsesi sesuai potensi diri yang ada. Dan yakinlah, “Tak ada usaha yang sia-sia. Masalahnya hanya terletak pada waktu, kesabaran dan kegigihan”. Ingat juga, semua pilihan dan tindakan yang kita lakukan ada pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Ehem…klo yang terobsesi jadi artis atau pejabat sedemikian banyaknya, masih ada gak ya yang punya obsesi jadi pengemban dakwah??
Regards,
Fath
Next CEO
http//myusmozaic.blogspot.com